"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut


Berkeluarga... penuh dengan suka dukanya. Tapi juga terasa sangat istimewa. Ada seseorang yang setia berada di sisi, menjadi pendengar setia tuk berbagi. Ya... semua memang harus dinikmati. Seperti ketika mengandung anak dari orang yang kita cintai, seperti menambah kebahagiaan tersendiri.

Membina rumah tangga seperti sedang mengarungi bahtera yang dalam dan penuh uji. Namun, kita masih bisa berbahagia... Sebab ada empat pilar kebahagiaan rumah tangga yang telah dijanjikan Alloh dalam surat Al-'Ashr..


1. Iman

Iman merupakan mutiara yang menambah bobot nilai dan harga serta meninggikan derajat seseorang dan keluarga di sisi Alloh. Sebesar apa pun kekayaan seseorang, setinggi apa pun jabatan seseorang, sehebat apa pun kejeniusan seseorang bila tanpa iman, maka di sisi Alloh ia sama sekali tidak bernilai meskipun seluruh dunia mengagumi dan mengagungkannya.
Maka, rumah tangga terbaik dalam perspektif Al-Qur'an adalah rumah tangga yang dibangun atas dasar iman. Rumah tangga yang senantiasa menghadirkan suasana dan nuansa keimanan dalam seluruh aktivitasnya. Dan Alloh hanya akan menganugerahkan kehidupan yang bahagia kepada hamba-hamba-Nya yang mendasari seluruh amal dan kegiatannya dengan iman,  sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (bahagia) dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl: 97).
Tentu saja, keimanan yang kita maksud disini bukanlah keimanan yang parsial, sebatas di bibir saja atau sekadar keyakinan dalam hati, melainkan keimanan yang utuh dan menyeluruh dengan segala dimensinya, sehingga mampu menghadirkan kekuatan hubungan dengan Alloh di mana, kapan saja dan dalam kondisi apa pun.


2. Amal shalih

Keimanan yang sejati berbuah amal shalih. Amal shalih bisa berbentuk ibadahmahdhah dan ghairu mahdhah. Karenanya, amal shalih yaitu melaksanakan semua kewajiban yang diperintah syariat (agama) dan meninggalkan semua bentuk maksiat serta melakukan berbagai macam kebajikan.
Maka, beragam aktivitas keluarga yang dapat mendekatkan diri anggota keluarga tersebut kepada Alloh, aktivitas itu termasuk amal shalih. Rekreasi, silaturrahim, olah raga keluarga, dan lain-lain, semuanya bisa masuk dalam kategori amal shalih jika dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Alloh.


3. Proaktif mendakwahkan Islam
Kedua pilar di atas (iman dan amal shalih) hanya mengantarkan kepada shalih untuk diri sendiri yang pada gilirannya tidak menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebab, Alloh tidak menciptakan hanya seorang manusia, melainkan komunitas manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (QS Al-Hujuraat: 13).

Karena itu, kesempurnaan seorang Muslim dan kebahagiaannya sangat tergantung sejauh mana ia mampu menularkan keshalihan individual menjadi keshalihan sosial. Shalat kita misalnya, baru akan sempurna manakala shalat ini mampu membuahkan dampak sosial yang positif bagi kehidupan kita seperti dalam bahasa Al-Qur’an, mampu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar (QS Al-‘Ankabuut: 45).

Untuk itulah Rasulullah saw menegaskan dalam haditsnya, bahwa manusia yang terbaik di jagat raya ini adalah yang bermanfaat untuk orang lain (Khairunnaas anfa’uhum linnaas). Beliau saw juga pernah ditanya, “Islam apa yang terbaik?” Beliau menjawab, “Yaitu orang Islam yang orang lain selamat (aman) dari (gangguan) lisan dan tangannya” (HR Bukhari).

Maka, membudayakan saling menasihati dalam rumah tangga adalah pilar kebahagiaan suatu keluarga. Sebab, membiarkan keburukan, kemaksiatan dan pelanggaran terhadap ajaran Islam merajalela dalam rumah tangga kita, maka berarti sama saja kita membiarkan munculnya banyak lubang dalam 'kapal'. Akhirnya, cepat atau lambat akan menenggelamkan kita dan seluruh anggota keluarga besar kita. Karenanya, proaktif mendakwahkan atau menularkan kebaikan kepada sesama anggota keluarga akan mengantarkan keluarga kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.


4. Sabar

Mempraktikkan ketiga pilar di atas dalam kehidupan rumah tangga bukan perkara yang mudah. Pasti, dan tidak bisa tidak, akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang bisa datang dalam berbagai bentuk. Bahkan terkadang pertentangan dan perlawanan sengit justru muncul dari keluarga. Tribulasi dalam mewujudkan iman, amal shalih dan dakwah adalah sebuah keniscayaan karena ia sunnatullah dalam ber-Islam.

Mengharapkan kebahagiaan rumah tangga tanpa kesabaran, sama saja mengharapkan hadirnya gagak putih. Mustahil.
-------------------------------------------------------------
Dari kesemua pilar di atas, hal yang menarik, semua pilar tersebut diredaksikan oleh Alloh dalam bentuk jama’. Yang artinya memberikan pemahaman pentingnya persamaan dan kebersamaan (berjama'ah) dalam meraih kebahagiaan dan membebaskan dari kerugian dan kekalahan. Termasuk di sini, persamaan visi dan misi semua anggota keluarga dan kebersamaan dalam menerapkannya.

Inilah yang menjadi rahasianya, maka semoga kita dan semua keluarga di Indonesia mampu menerapkan pilar bahagia dalam berkeluarga tersebut. Insya Alloh