- Home »
- Cerpen , Curcol , Serba-serbi ~DLT »
- Adaptasi Diri
Dan malam kembali hadir... Kali ini tidak biasanya. Sepi, di kamar seorang diri. Entah mengapa ada sesuatu yang kurasa hilang... yang terbayang-bayang sesaat.
Di atas kasur, aku merasakan sakit kembali.. Perutku yang rasanya mual dan badanku yang pegal-pegal, bisa diindikasikan bahwa tanda-tanda kehamilan terjadi. Tapi, dugaanku salah. Memang belum waktunya. Dan itu kunikmati sepenuh hati.
Suamiku pergi... tepatnya menghadiri pengajian rutinan yang biasa dilakukannya tiap jumat malam. Seharian ini kami jarang bersama, padahal hari-hari kami selalu saja bersama, setidaknya memiliki waktu banyak untuk bisa berduaan. Tapi lain halnya pada hari ini, aku mengurusi urusan rumah tangga, pekerjaan sambilan dan tugas-tugas kuliahku sendiri. Sepi, ya lagi-lagi sepi...
Tiba-tiba rasa itu muncul. Ya, rasa rindu akan masa lajangku yang telah berlalu. Terbayang masih dalam bersepedaan, melihat bulan di atas genteng, motor-motoran ke ujung kota, nyari angin malam dan hujan-hujanan serta masih banyak lagi kerinduan akan momen berharga bagiku.
Ohh tidak, aku merasa telah kehilangan itu semua. Ya, semenjak aku menikah :(
But... aku kembali merenung. Sesaat hatiku terdiam dam berkata; "tak seburuk itu deas... lihatlah perubahanmu kini ketika menikah, ada hal baru yang bisa kamu lakukan". Kemudian aku mencoba mengingat kembali. Aha! Aku baru sadar, bahwa suamiku dan kehidupan baruku telah memberi warna saat ini. Mungkin hal-hal di ats tidak dapat aku lakukan kembali... tapi ada banyak hal baru yang kulakukan sekarang ini. Kebersamaan makan es duren bersama suami, fitnes dan renang bersama suami, belanja buku sama suami, belajar materi kuliah sama suami, termasuk nyari rejeki bersama suami. Ya! hal itu yang kini rutin kulakukan, dan selalu bersama suami. Seharusnya aku bisa menikmati, bukan malah tak mensyukuri ya?
Ya Robb, baru hari ini aku tak bersama suami... rasanya kesepian sekali. Ya iya lah... kalau dulu aku tinggal di Bekasi, selalu ada ibuku dan adikku yang menemani. Jadi tak merasa sepi, tapi ini... Ahhh ayolah deasy, jangan banyak mengeluh, nikmati saja semuanya. Dan akhirnya aku mencoba anggukkan kepala dan menyunggingkan senyum; "aku pasti bisa!". Ya, aku pasti bisa... beradaptasi dengan lingkungan baru dan kehidupanku yang berbeda saat ini. Sebagaimana aku terbiasa dengan rutinitasku dulu. Ya, ini hanya masalah waktu!. Maka aku yakin bisa melewati semua ini.
Yup, aku seorang yang mandiri... Meskipun malam ini sepi tanpa suami yang belum pulang dari pergi, kucoba nikmati. Meskipun malam ini tak ada bulan yang menghiasi, kucoba syukuri. Ya... hanya aku yang bisa membuat diriku bahagia sebagaimana Alloh sejatinya telah memberi kebahagiaan untukku saat ini, dengan kehadiran suami. Yang selama ini kunanti-nanti :)
Posting Komentar