Dulu... aku pernah bermimpi. Untuk bisa tampil di depan umum. Tertarik ketika para artis diwawancarai dan diliput di media. Seperti itulah inginku... Kemudian Alloh kabulkan dengan beberapa kali aku menjadi seorang pembicara, dan tampil di depan umum.
Dulu... aku pernah bermimpi. Untuk bisa menjadi seorang guru yang professional. Memiliki murid-murid yang memanggilku "ibu guru". Dan Alloh kembali kabulkan lagi... Aku bisa mengajar di salah satu sekolah swasta islami favorit di daerah Mustika Jaya. Dan murid-muridku memanggilku "miss Deasy".
Dulu... aku pernah bermimpi. Untuk bisa menikah muda maksimal tahun 2012. Dan mendapat seorang suami yang memiliki kriteria seperti lelaki kantoran yang sering kujumpai di dalam bis saat menuju kampusku. Sosok yang tinggi, berkemeja, berdasi, bersepatu pantofel, dengan jinjingan tas, eksekutif muda gitu lah... Kemudian aku berangan memiliki seorang suami yang bisa menyeimbangiku untuk bisa tampil di depan umum, seorang ustad atau trainer atau motivator atau apapun itu... yang biasa tampil di depan umum, yang pintar dalam menarik perhatian audience. Lalu aku juga pernah bermimpi untuk bisa menikah dengan seorang lelaki mapan, dan bisa mengajakku mewujudkan impian bersama; umroh atau haji dan pergi ke luar negeri.
Semua impianku memang bersifat duniawi... Saatku tersadar, bahwa memang tak semuanya mungkin bisa terwujud. Maka, aku terus menjaga diriku. Menjaga ibadahku agar keinginanku tersebut tak membuatku lalai dan mengejar dunia yang semu.
Satu persatu pun diuji. Impian-impianku tersebut seakan cuma mimpi dan takkan pernah terjadi. Aku sadar, bahwa tak semuanya yang kuinginkan bisa aku peroleh dengan mudah.
Maka, aku sibukkan hari-hariku dengan beragam aktivitas... Kucoba untuk bisa menjadi orang yang apa adanya dengan takdirku yang seperti ini. Sederhana saja...
Masih banyak impianku... Dan itu belum terwujud semua. Aku coba menyelipkan segala keinginanku dalam doa dan selalu mengucapkannya pada ibuku, dan memohon doa padanya agar Alloh mengijinkan aku untuk bisa mewujudkannya.
Sampai pada akhirnya...
Ujian itu hadir. Ketika aku memiliki keinginan untuk mendapat suami seperti kriteria di atas, Alloh uji aku dengan menghadirkan lelaki lain yang tak memenuhi kriteria. Apakah aku harus ubah prinsip yang telah bercokol di dalam hatiku, bahwa kriteria suami di atas sudah tak berlaku lagi? Maka, aku hanya bisa memohon diberikan petunjuk yang terbaik. Itu saja... Sembari aku mempersiapkan diri untuk menyambut pangeran hatiku kelak yang akan menjadi suamiku nantinya.
Sabar... mungkin itu yang aku lakukan. Mencoba untuk menerima takdirNya apapun yang DIA kehendaki. Tak jua merasa putus asa dan lemah diri. Aku harus siap menjalani segala yang ditakdirkan olehNya.
Dan kesabaranku berbuah...
Impianku untuk mendapat semua kriteria suami di atas, hampir terwujud. Meski tak semuanya, aku tahu bahwa tiada makhluk yang sempurna. Dan aku mensyukuri apapun yang Alloh takdirkan lagi.
Insya Alloh, bila tak ada halangan dan rintangan... Aku akan menggenapkan separuh diin-ku, pada ahad 17 Juli 2011. Tahukah engkau, pada siapa kulabuhkan hati ini? Pada seseorang yang terpaut beda usia 8 tahun. Dengan tinggi badan yang sesuai dengan keinginanku, pekerjaannya yang seorang dosen, berkemeja, berpantofel kemudian memiliki kemampuan sebagai pembicara atau trainer yang sering mengisi dimana-mana. Dan lebih mengejutkan lagi, dulu aku pernah berharap untuk tidak mendapatkan suami dari lingkungan kampusku, UNJ. Tapi, Alloh hadirkan dia yang satu almamater dari jurusan pendidikan Bahasa Inggris UNJ dan kini sedang menyelesaikan tesisnya, tak mengapat tetap aku syukuri. Selain itu ternyata dia sudah pernah pergi ke luar negeri dan mungkin akan S3 kelak di luar negeri. Yang paling mengejutkan lagi, dia adalah anak dari seorang guru besar Agama Islam di UNJ, yang ternyata buku kuliah Agama Islamku di semester awal adalah hasil dari tulisan pemikirannya.
Subhanalloh... semoga tak ada halangan untuk menyempurnakan separuh agamaku ini. Sesuatu yang tidak mungkin bahkan ternyata mungkin jikalau DIA menghendaki. Tidak ada yang mustahil teman... Seandainya kita mau berpikiran positif dan berusaha serta berdoa demi impian-impian kita. Semoga Alloh mudahkan ikhtiar ini, dalam menjaga kehormatan diri dan meraih ridhoNya dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warrohmah. Insya Alloh :)
Posting Komentar