Demi menggapai impianku, aku harus rela mengganti seluruh usahaku dengan impian itu… Karena aku telah diciptakan oleh Allah Swt dengan bentuk sebaik-baiknya.
Apa yang tidak bisa jika Allah Swt telah berkehendak?
Membelah lautan? Tak terlalu sulit. Manusia, atas izin Allah Swt berhasil memproduksi kapal laut dari yang sederhana sampai yang berteknologi canggih. Bagaimana dengan angkasa luar? Jangan kaget dan bingung, sejak Soviet dan Amerika berlomba pergi ke bulan, teknologi itu kian berkembang pesat. Manusia dengan bebas bisa melihat 'dunia lain' selain bumi. Subhanallah.
Jadi tak ada alasan bagiku untuk menyerah dalam menggapai impian-impianku.
Firman Allah Swt, “Sesungguhnya Allah Swt tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Ada 200 bentuk tulang yang berbeda yang terangkai dan tersusun secara sempurna dalam tubuhku; dibungkus dengan milyaran serat otot dan dikoordinasikan oleh jaringan syaraf yang panjangnya tidak kurang dari 10 kilometer. Jantung pada tubuh ini adalah sebuah pompa mekanik yang mengagumkan, yang berdenyut rata-rata 36 juta kali setiap tahunnya sepanjang hidup, tanpa pernah beristirahat. Sedangkan otak merupakan komputer canggih yang mengendalikan lebih dari seratus tugas secara bersamaan dalam sistem tubuh kita. Betapa luar biasanya diri ini…
Dari buku yang pernah aku baca, menurut Stephen Covey, ada empat anugerah Tuhan kepada manusia yang spesifik tidak dimiliki oleh ciptaan-Nya yang lain. Keempat anugerah Ilahi itulah yang membuat manusia unik dan memiliki daya untuk menjadi co-creator bagi kehidupannya sendiri.
1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang proses berpikir kita sendiri. Ini yang menjadi alasan mengapa manusia memiliki kekuasaan atas semua benda di dunia ini dan mengapa manusia dapat membuat kemajuan penting dari generasi ke generasi.
2. Imajinasi, yaitu kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita saat ini.
3. Suara hati, yaitu kesadaran batin yang dalam tentang yang benar dan yang salah, tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip tersebut.
4. Kemauan, yaitu kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain.
Dengan keempat anugerah Ilahi tersebut berarti sesungguhnya kapasitas manusia tidak terbatas. Setiap kita pun termasuk aku juga memiliki kemampuan unik tersebut untuk mencipta dan mewujudkan setiap imajinasi atau gambaran mental yang ada dalam pikiran kita menjadi realitas fisik atau kenyataan. Ya. Menggapai impian itu untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
Bila saja mengikuti dalih, ada banyak dalih yang akan menghambatku dalam menggapai impianku tersebut. Dalih tersebut antara lain adalah dalih kesehatan, dalih usia, dalih intelegensi dan dalih nasib. Keempat hal itulah yang bisa menjadi alasan untuk meyakinkan diriku bahwa kesuksesan dan kehidupan yang luar biasa adalah bukan untukku.
Padahal masih banyak harapan yang terbentang. Toh aku sudah memiliki impian dan tujuan hidup yang jelas. Bukankah setiap kita harus berani memimpikan hal-hal terindah dan terbaik yang kita inginkan bagi kehidupan kita dan kehidupan orang-orang yang kita cintai? Tanpa impian, kehidupan akan berjalan tanpa arah dan akhirnya tidak menyadari dan tidak mampu mengendalikan kemana sesungguhnya kehidupan kita akan menuju.
Fokus, fokus dan fokus! Aku harus bisa melihat kekuatan dan kelemahan dalam diri, peluang di sekitarku, dan sebagainya. Dengan lebih jelas dan mengambil langkah untuk mencapainya. Seperti sebuah kacamata yang membantu seorang untuk melihat lebih jelas, kekuatan fokus sangat membantuku dalam melihat impian, sasaran, dan kekuatan dengan lebih jelas, sehingga membuatku tidak ragu-ragu dalam melangkah untuk mewujudkannya. Betul kan?
Nah yang paling penting, aku harus disiplin dalam menjalankan sesuatu. Aku adalah apa yang aku lakukan berulang-ulang. Menurut filsuf Aristoteles, keunggulan adalah sebuah kebiasaan. Kebiasaan terbangun dari kedisiplinan diri yang secara konsisten dan terus-menerus melakukan sesuatu tindakan yang membawa pada puncak prestasi seseorang. Kebiasaanku tentu akan menentukan masa depanku nanti. Untuk membangun kebiasaan tersebut, diperlukan disiplin diri yang kokoh. Sedangkan kedisiplinan adalah bagaimana aku mengalahkan dan mengendalikan diriku untuk mencapai impian dan hal-hal terbaik dalam kehidupanku ini. Jika saja aku merasa lelah dalam menggapai impian-impianku, aku harus meyakinkan diri bahwa setiap manusia telah diberikan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan. Justru melalui berbagai kesulitan itulah aku dibentuk menjadi ciptaan Allah Swt yang tegar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan kegagalan. Seringkali aku terlupa untuk belajar bagaimana caranya menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup, karena justru kegagalan itu sendiri merupakan unsur utama dalam mencapai keberhasilan atau kehidupan yang berkelimpahan.
Belajar dan terus belajar. Dengan belajar aku dapat bertumbuh hari demi hari menjadi manusia yang lebih baik. Belajar merupakan proses seumur hidup. Sehingga dengan senantiasa belajar dalam kehidupan ini, aku dapat terus meningkatkan taraf kehidupan pada taraf yang lebih tinggi.
Optimis juga sedang ku bangun saat ini. Dengan melatih dan mengembangkan kekuatan pikiran positif, selain kecerdasan intelektual dan kecerdasan kreatifku akan meningkat, juga secara bertahap kecerdasan emosional dan bahkan kecerdasan spiritual akan tumbuh dan berkembang ke tataran yang lebih tinggi.
Rabb. Aku tahu bahwa kehidupan memang tidak terjadi begitu saja kepadaku. Karena kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana caranya aku merespons setiap situasi yang terjadi padaku. Maka mudahkanlah aku untuk menjalani kehidupan ini.
Terbentangkan bumi sebagai hamparan..
Terciptakan kamu berpasang-pasangan..
Tidurmu sebagai peristirahatan..
Malammu sebagai pakaian..
Siangmu tuk mencari penghidupan..
Ingatkah.. Tatkala kau adukan dirimu yang lelah?
Tatkala imanmu melemah,
Jiwa penuh resah,
Hampir kehilangan arah??
Ketika kau katakan semua tak mudah.
Kemudian kau hempaskan tubuhmu ke tanah..
Melepaskan penatmu yang hampir kalah oleh lelah.
Gerah!
Marah!
Lelah!
Melemah!
Semua membuat semangatmu patah,
Remuk bagai langit yang memerah.
Kemana sayap itu hilang?
Kenapa diri ini yang malang..
Hingga merasa terbuang,
Di hinggapi kuat mengerang.
Sakit??
Padahal ini baru sedikit.
Babak perjuangan yang sulit.
Tapi aku masih punya sayap meski sebalut kulit.
Biarkan sayapku patah,
Tinggal sebelah..
Asalkan masih ada semangat yang tak melemah..
Dan biarkan aku berubah.
Tetap berjuang... Meski ujian seberat karang.. Tetaplah tersenyum riang ^_^
Posting Komentar