".... dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)
Tak terasa ya teman, hari kemenangan itu kan tiba esok hari... 'Idul Fitri, merupakan hari bahagia dan syukur bagi ummat Islam. Ada dua nikmat yang Alloh berikan pada bulan Ramadhan, yang dapat terasa secara lahiriah. Yang pertama adalah nikmat pada saat berbuka. Kita merasakan betapa nikmatnya saat berbuka walaupun hanya dengan seteguk air, atau hanya sebiji kurma, atau sepotong roti. Nikmat, karena kita telah melampaui puasa hari itu dengan tuntas. Perasaan nikmat tersebut akan lebih terasa lagi bila kita banyak melakukan kebaikan atau ibadah sunnah apalagi yang wajib, dan tidak berbuat dosa pada hari itu.
Nikmat kedua adalah pada hari raya idul fitri esok. Esok kita akan merayakan kemenangan dalam memerangi hawa nafsu, dialah sebetulnya musuh kita yang paling besar. Diriwayatkan, ketika Rasululloh dan para sahabat baru pulang dari salah satu perang besar, beliau berkata: "Kita baru saja melakukan suatu jihad kecil dan akan menghadapi jihad yang besar dan berat". Para sahabat terheran-heran, karena mereka menyangka baru saja mereka melakukan perang yang sangat berat dan meminta banyak pengorbanan, lantas mereka pun bertanya "Jihad apakah lagi ya Rasululloh ?". Jawab Rasululloh: "Puasa, yaitu jihad memerangi hawa nafsu".
Dan kemenangan dari jihad besar inilah yang akan kita rayakan. Tentu merupakan sesuatu yang menyenangkan untuk kita. Itulah nikmatnya. Jika Alloh menjanjikan pada yang berpuasa karena keikhlasan dan keimanannnya ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah lalu, maka pada hakikatnya kita telah dikembalikan pada kondisi fitrah kita lho. Seperti layaknya bayi yang baru lahir. Hm, Itulah sebabnya hari raya setelah Ramadhan disebut Hari Raya Fitri. Ya. Fitri, karena kita seperti selembar kertas yang putih tanpa bercak kotor dari dosa. Dengan modal itu, berharap kita bisa menjalani hari-hari, bulan dan tahun yang akan datang dengan lebih baik, lebih sedikit berbuat dosa dan kesalahan sehingga pada bulan Ramadhan tahun depan -kalau umur kita sampai- kita bisa tidak terlalu repot membersihkannya.
Begitupula pada hari-hari mendatang, kita bisa menjalani kehidupan beribadah yang sama kualitasnya dengan bulan kemarin. Kalau kemarin bulan puasa kita mampu tilawah Quran beberapa ayat, alangkah baiknya kebiasaan itu tetap kita jalankan di hari-hari mendatang. Kalau kemarin kita bisa menahan amarah, perasaan kesal atau hasrat-hasrat negatif, maka seharusnya kita juga bisa melakukannya pada hari-hari dan bulan-bulan lainnya.
Jika kita merasa bahwa bulan Ramadhan kemarin hilang begitu saja, tanpa makna, tanpa kita merasa telah melakukan hal yang baik, tanpa menambah kualias keimanan kita, bukan berarti tak ada harapan sama sekali, karena Alloh berfirman : "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" . (QS. Al-Baqarah: 133)
Yuk, kita lebur dosa-dosa dan kesalahan kita, lebih memperbanyak pahala dan amal ibadah, dan pada akhir hayat kita, kita menjadi orang yang khusnul khatimah, yang meninggalkan dunia ini dengan akhir kebaikan.
Untuk Syawal yang kan segera datang... Kita sambut dengan hati yang senang. Kesempatan 'Idul Fitri tidak akan dijumpai pada momen lain apapun. Untuk itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bagi yang masih punya masalah dengan sanak saudaranya, kesempatan ini sangat cocok untuk saling bermaafan. Kepada mereka yang sudah mulai renggang, kesempatan ini sangat baik untuk merapatkan kembali. Kepada yang sudah akrab dan dekat, kesempatan ini tetap lebih baik untuk memupuk tali persaudaraan kita.
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Alloh orang-orang yang bersaudara" (QS. Ali-Imran: 103)
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar Walillahilhamd.
Dan pada akhirnya, saya memohon maaf sebesar-besarnya atas khilaf yang pernah saya lakukan baik disengaja maupun tidak. Karena bagaimanapun saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa.. Afwan minkum.
Posting Komentar