"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Sudah masuk tahun ajaran baru ya?? tak terasa... waktu cepat bergulir.. di saat masa aktif kuliah belum berjalan sedangkan masa aktif anak-anak sekolah sudah mulai berjalan, aku jadi teringat akan masa-masanya aku belajar di tingkat sekolah.

Sedikit aku ingin mereview kenangan indah saat masa-masa sekolah dahulu. Ya! ketika SD, aku termasuk anak yg dikatakan tidak terlalu cerdas, bahkan termasuk tipe anak yg cenderung pendiam atau bahasa kerennya kuper githu. hehe...

Yah, walaupun dari segi kecerdasan, aku itu termasuk kategori yg pas-pasan.. tapi aku termasuk tipe orang yg cukup serius memperhatikan penjelasan dari guru di kelas lho. Meskipun ujung-ujungnya gak ada pengaruhnya sama nilai di raportku, hehe..

Masih ku ingat jelas, ketika di kelas.. aku selalu duduk di barisan tengah. Pikirku saat itu hanya ingin menjadi orang yg netral -tidak duduk di barisan depan yg rata-rata dipenuhi teman-temanku yg pintar atau barisan belakang yg diisi oleh teman-temanku yg doyan bercanda-.

Tapi tetap saja, satu kebiasaan yg sulit ku tinggalkan saat sedang serius-seriusnya mendengarkan penjelasan guru.. adalah berujung pada tertidurnya aku. Fiuhh, begitulah masa-masa SD yg masih lekat dalam ingatan. hehe, tapi seru juga sih apalagi dengan pelajaran yg paling aku sukai yaitu seni musik. Itu pula yg membuat aku di amanahkan sebagai pemukul gong di tim gamelan sekolah. haha! tau gak? besarnya ukuran gong itu tak sebanding lho dengan ukuran tubuhku yg mungil saat SD alhasil setiap tampil di acara sekolah, yg lebih kelihatan adalah gong-nya dibandingkan aku.

Mm.. mungkin itulah mengapa darah seni mengalir di tubuhku. Pun saat masuk ke SMPN 1 Bekasi, lagi-lagi aku diminta untuk ikut serta dalam tim penari tradisional dan sempat juga memenangkan lomba melukis kaligrafi. Pernah ada pengalaman yg membuatku sempat terpukul ketika saat ujian praktek seni musik di kelas, aku salah memainkan seruling, alhasil aku dimarahi abis-abisan sama guruku yg orang Papua gitu, jadi kalau marahin tuh bentak-bentaknya kasar banget.. sehingga aku sering kali menangis ketika pelajaran beliau dimulai.

Oh ya. ada juga nih pengalaman yg masih kental dalam ingatan.. Ketika pelajaran Fisika dimulai, aku yg pada saat SMP memiliki teman-teman dekat yg kalau bahasa kerennya mah memiliki genk, gitu. Nah aku di ajak ngobrol sama 2 orang temanku laki-laki yg duduk di belakangku. Aku pun sempat menoleh ke belakang barisan dudukku, dan tentulah akhirnya ketauan oleh guru Fisikaku sampai akhirnya beliau marah besar karena merasa penjelasannya tak didengarkan olehku. Beliau langsung meninggalkan kelas dan aku bersama temanku yg laki-laki langsung mengejarnya serta merta meminta maaf atas sikap kami. Beliau pun acuh dan tak memperdulikan sama sekali.

Butuh waktu sekitar 2 jam untuk mendapatkan maaf darinya. Alhasil beliau memaafkan kami dengan syarat kami harus menulis "Saya minta maaf dan tidak akan mengulanginya kembali" di kertas sebanyak 150 kata. Hufh.. pegel-pegel tanganku dibuatnya. Tapi semua ini menjadi pembelajaran bagiku untuk lebih serius lagi dalam memperhatikan penjelasan dari guru di kelas.

Menginjak bangku SMA, saat dimana sebuah pembelajaran terasa sangat bermakna. Saat itulah aku semakin serius menatap masa depan. Sering berdiskusi dengan guru, sering rajin baca buku ke perpus sampai akhirnya pernah dikunciin di perpus ketika membaca buku dan ketiduran. hehe.. Si ibu penjaga perpus pun kasihan melihat aku, ia tak tega membangunkan aku sehingga tatkala ia ingin pergi sholat, di kuncilah ruangan perpus itu bersama aku di dalamnya.

Banyak hal-hal yg kudapatkan selama perjalanan hidupku, selama menempuh pendidikan di sekolah. Dengan suka duka yg ada, dengan tangis air mata saat harus berpisah dengan guru matematika (yg di mutasi ke sekolah lain) yg pun sosok seorang akhwat, aku merasakan kehilangan sebelah sayapku karena beliaulah salah satu teman diskusi mengenai ilmu agama.

Ahh, ada banyak kisah yg tak mungkin ku bagi semuanya... karena mungkin tak cukup waktu untuk membahasnya.Ya! beginilah aku... lewat hobiku yg senang membaca, senang dengan seni... entah seni tari, musik atau seni mengolah kata yg tanpa sadar pernah aku geluti. Apapun itu.. aku bisa menjadi seperti sekarang, melalui sebuah proses yg sangat panjang. Dan terbukti, hasil dari semua proses itu bisa kunikmati saat ini.

Begitulah seni, pun seni dalam menikmati proses pembelajaran semua ini di bangku sekolah. Karena kita adalah yg terbaik ^_^

Alhamdulillah yaa Robb, nikmat mana lagi yg hendak aku dustakan??