"Tidak ada yang sempurna di dunia.. Jika begitu adanya, mengapa masih mengharap berlebih dari apa yang sudah diberi oleh-Nya? Sekalipun masalah yang menyapa, ia bukan masalah yang tak ada jalan keluarnya. Karena pada-Nya saja, kita mengharap dan meminta.."

Postingan Populer

Pengikut

Jangan lewatkan kesempatan "Big Sale"
Obral besar-besaran pahala tiada tandingan.
Diskon ampunan dipotong sampai 99%.
Ramadhan telah datang.
Selama satu bulan penuh rahmah dan berkah.
Siapkan doa sekarang juga.
Jangan ketinggalan shalat malam dan baca Al-Quran.
Kumpulkan point amalan anda.
Sunnah disamakan dengan wajib.
Point untuk yang wajib berlipat ganda.
Juga nantikan bonus tak terduga di akhir bulan.
Siapa tahu anda berhak mendapatkan door-prize:
“Lailatul Qadr”
Ayo kita beramai-ramai menghidupkan Ramadhan.

Ketika membaca poster di atas yang terpampang di mading kampusku tahun 2009 lalu, membuatku bergidik. Karena rasanya rindu itu kembali menyergap ke seluruh pori-poriku. Ya. Kerinduanku akan bulan Ramadhan tahun ini. Sejenak berfikir, akankah aku kembali bertemu dengan Ramadhan kali ini?

Ramadhan tahun lalu ku habiskan dengan ibadah-ibadah rutin, amalan sunnah hampir tak ku lewatkan sedikitpun. Benar-benar khusyu’ tenggelam dalam hari-hari penuh munajat.

Dan kembali ku pertanyakan kini, apa bisa aku kembali merasakan hal yang sama seperti tahun lalu, tentu dengan kualitas yang lebih baik. Entahlah. Namun akan kucoba dengan segenap usaha, untuk menjadikan Ramadhan kali ini teramat berkesan dan penuh arti.

Ramadhan, aku merindukanmu. Meski hampir beberapa pekan lagi Ramadhan tiba, namun telah aku rasakan aura bulan suci yang penuh kelimpahan kebaikan dan keutamaan tersebut.

Masih teringat jelas, Ramadhan tahun lalu penuh dengan kesan terindah. Ya. Kesan terindah karena aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Penuh dengan ketundukan dan penyerahan diri karena pada saat yang bersamaan aku jatuh sakit yang sudah hampir 2 pekan sebelumnya sudah terasa oleh tubuhku. Itulah kali pertamanya, aku berpuasa dengan status baruku sebagai pengidap penyakit asma. Batuk-batukku tiada henti, sesak dalam tubuh ini. Dan apa lagi yang bisa aku lakukan selain mengisi bulan Ramadhanku dengan ibadah penuh di rumah?

Ada kesedihan menyergap. Ya. Karena aku ingin menghabiskan Ramadhan tahun lalu seperti kebanyakan orang lain, bisa bakti sosial, mendengarkan kajian dan tablig akbar di kampus atau buka puasa bersama. Ohh, sungguh indah bukan? Namun apa daya, dengan kondisiku yang saat itu tidak akan memungkinkan bisa beraktivitas seperti yang lainnya.

Namun Allah itu tentu Maha Mengetahui. Justru dengan kondisiku yang seperti itulah, membuatku semakin mendekat pada-Nya. Hari-hariku penuh dengan beribadah meski itu hanya bias ku lakukan di rumah.


Dan Ramadhan tahun ini, aku hanya bisa berharap menjadikan hari-hariku penuh manfaat tidak hanya bagi diri sendiri namun juga untuk orang lain. Aku teringat para generasi awal Islam yang sangat merindukan bertemu dengan bulan suci. Mereka berdo’a selama enam bulan sebelum kedatangannya agar mereka dipanjangkan umurnya sehingga bertemu dengan Ramadhan. Saat Ramadhan tiba, mereka sungguh-sungguh meraih kebaikan dan keutamaan Ramadhan. Dan ketika mereka berpisah dengan Ramadhan, mereka berdo’a selama enam bulan setelahnya, agar kesungguhannya diterima Allah swt. Kerinduan itu ada pada diri mereka, karena mereka sadar dan paham betul keutamaan dan keistimewaan Ramadhan.

Hal seperti itulah yang ingin aku coba lakukan pula. Aku selalu berdoa agar Allah swt. memberikan umur panjang sehingga aku dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. Dengan keadaan sehat, aku bisa melaksanakan ibadah secara maksimal: Puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Tentu aku harus menyambut Ramadhan tahun ini dengan bergembira. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap kali datang bulan Ramadhan: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Dan tentu dalam menyambut Ramadhan yang segera tiba, perlu perencanaan agenda kegiatan harian untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadhan. Ramadhan itu sangatlah singkat, karena itu, akan ku coba untuk mengisi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah swt.

Butuh azzam yang kuat, bulatkan tekad untuk mengisi waktu-waktu Ramadhan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah swt., maka Allah swt. akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahkannya melaksanakan aktivitas-aktivitas kebaikan. “… Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah swt., niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (Qs. Muhammad: 21)

Dan harapanku, aku harus bisa mengkondisikan qalbu dan ruhiyah dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs –pemberishan jiwa-. Aku akan mencoba tilawah serutin mungkin dan serta merta memahami kandungan isinya, menghadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental, dan jiwa aku semakin siap melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. di bulan Ramadhan.

Hal penting juga, aku harus bisa meninggalkan dosa dan maksiat. Mengisi Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Lembaran baru kepada Allah, dengan taubat yang sebenarnya taubatan nashuha. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (Qs. An-Nur: 31). Lembaran baru kepada Rasulullah dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan risalah dakwahnya. Kepada orang tua, karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahim. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, “Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Begitu khan?

Ohh Tuhan. Aku hanya berharap semoga Allah swt. memanjangkan umurku sehingga dapat berjumpa dengan Ramadhan. Dan selamat meraih kebaikan-kebaikannya. Amiin ya Robbal’alamin.

3 Responses so far.

  1. ya.. jadikan ramadhan sebagai busa pembersi dosa.